Hati-hati! Pujian Picu Narsisme Pada Anak
Theresia Karo Karo Official Writer
Segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik. Salah satunya adalah memberi pujian berlebihan kepada anak. Sebuah penelitian yang dilakukan pada 565 anak dan orang tua mereka di Universitas Amsterdam di Belanda membuktikannya.
Penelitian yang berlangsung selama 1,5 tahun ini melibatkan anak-anak berumur 7-11 tahun. Para orang tua kemudian diminta untuk mengatakan kepada anak mereka, bahwa dirinya lebih spesial dari anak lainnya. Dan anak-anak yang merasa dirinya pantas mendapat sesuatu yang lebih, memiliki skor lebih tinggi di tes narsisme. Survei tersebut dilakukan setiap 6 bulan, selama 4 kali.
Tidak ketinggalan, para peneliti juga mengukur kadar penilaian yang tinggi dari orang tua kepada anaknya dengan melihat jumlah persetujuan mereka terhadap salah satu contoh kalimat berikut, “anak saya merupakan contoh yang baik untuk ditiru anak lain.”
Salah satu peneliti, Brad Bushman mengatakan bahwa, “ini tak baik bagi lingkungan sosialnya.” Menurutnya, kebanyakan anak-anak percaya saat dikatakan bila mereka lebih spesial dari anak lainnya.
Studi mengungkapkan bahwa kasih sayang dan dukungan kepada anak merupakan strategi yang lebih baik, dibandingkan mengangkat egonya dengan pujian yang berlebihan. Bukannya meningkatkan rasa percaya diri, penelitian menemukan bahwa pujian yang berlebihan justru memicu narsisme.
Eddie Brummelman selaku kepala peneliti menyarankan, “Penting untuk mengekspresikan kehangatan dan kasih sayang kepada anak karena bisa meningkatkan rasa percaya diri, tapi berlebihan tak baik bisa menumbuhkan narsisisme,” paparnya.
Untuk itu, orang tua perlu mengerti tentang seni
memuji anak yang benar. Untuk menghindari sifat terlalu bangga terhadap dirinya,
namun gagal melihat bagian lain dari lingkungannya dalam konteks yang
jauh lebih luas.
Bila tidak ditangani secara tepat, di masa depan anak menjadi pribadi yang sombong, paling hebat sendiri, gagal berempati, dan menempatkan dirinya berlebihan. Salah satu caranya adalah dengan tidak memuji berlebihan saat anak berprestasi, atau sebaliknya tidak mengkritik secara berlebihan saat dia ‘down’.
Studi yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences
ini juga mengungkapkan faktor lainnya yang turut memicu narsisme.
Selain pujian berlebihan dari orang tua, karakter narsisme juga muncul
dari dalam diri anak tersebut, yakni dari gen dan emosinya.
Sumber : Rimanews/Jawaban.com by tk
Halaman :
1